Senin, 30 Mei 2011

Jenis-jenis Metode Kontrasepsi dan Penggunaannya menurut Umur

Penggunaan alat kontrasepsi pada perempuan sangat dipengaruhi oleh anatomi fisiologinya. Pemilihan alat kontrasepsi harus disesuaikan dengan tujuan pemakaian. Pada dasarnya, tujuan penggunaan alat kontrasepsi yaitu untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, dan tidak menginginkan kehadiran buah hati lagi.
Ada beragam jenis kontrasepsi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan di atas, diantaranya:
1. Senggama Terputus
Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal.
2. Pantang Berkala (Sistem Kalender)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk tidak berhubungans seks dan istri sering kurang tepat dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan
3. Kondom/Diafragma
Kondom merupakan salah satu pilihan yang sudah populer di masyarakat dan sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS. Tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, mudah diperoleh dan mudah dibawa kemanapun, serta mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kurang populer di kalangan masyarakat Indonesia.
4. Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa
Alat kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambat gerak sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer dan biasanya pemakai mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan pria juga merasa kurang puas karena terlalu banyak cairan.
5. Pil
Pil merupakan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa postpartum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
6. IUD atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Copper-T AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus yang mempunyai efek antifertilisasi yang cukup baik.
7. Suntik
KB suntik baik untuk wanita yang menyusui dan dipakai segera setelah melahirkan. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu empat minggu setelah melahirkan dan suntikan kedua diberikan setiap satu bulan atau tiga bulan berikutnya. Kontrasepsi suntik tidak diperbolehkan bagi wanita yang menderita penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, kencing manis, paru-paru, dan kelainan darah.
Efek samping kontrasepsi suntikan adalah tidak haid (amenorrhoe), pendarahan, sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, dan hiperpigmentasi.
8. Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)
Tubektomi adalah tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Cara kontrasepsi ini sangat baik, karena kemungkinan untuk menjdai hamil kecil sekali.
Sterilisasi tidak dianjurkan kepada wanita yang belum atau tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, serta pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi.
Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur
1. Umur ibu kurang dari 20 tahun
Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena frekuensi pasangan muda dalam bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
2. Umur ibu antara 20-30 tahun
Merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah pil.
3. Umur ibu di atas 30 tahun
Pilihan utama menggunakan kontrasepsi IUD. Kondom merupakan pilihan kedua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar